Nasabah Bank Century Banyak Yang Stres dan Bunuh Diri
Jakarta – Komisi III DPR RI mengadakan rapat dengar pendapat dengan Nasabah Bank Century terkait nasib mereka. Banyak nasabah Bank Century yang stres dan kemudian bunuh diri karena deposito mereka hilang.
“Kami sudah ke Komisi XI periode lalu sebelum banyak timbul korban bunuh diri. Banyak nasabah stres dan kemudian meninggal,” ujar salah seorang nasabah Bank Century, Siput (60), saat rapat dengar pendapat di ruang Komisi III, DPR-MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/11/2009).
Menurut para nasabah tersebut, bukan hanya Rp 6,7 triliun saja yang perlu diselamatkan, tapi juga ada hak sebesar Rp 1,7 triliun yang merupakan dana nasabah.
“Sejak LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) mengambil alih Bank Century ada Rp 1,7 triliun yang sebenarnya harus diberikan pada nasabah. Nasabah yang punya deposito di Bank Century LPS tidak mau membayar karena menganggap produk kami bukan produk bank,” sesal Siput.
Terkait tidak bisa dicairkanya deposito Bank Century ini, para nasabah mengaku sudah menyurati Presiden SBY, namun hingga kini belum mendapat tanggapan. “Kami juga telah mendatangi BI termasuk rapat dengan Direkturnya, tapi tetap saja tidak bisa,” pungkas Siput.
sumber : detik.news
Upaya Menjinakkan Gelombang Protes Bank Century
BI (Bank Indonesia) rupanya mulai gerah dengan gelindingan bola salju polemik yang menyeruak pasca terungkapnya kasus bailout bank Century, yang dana tombokannya sampai menggelembung sebesar Rp. 6,7 Trilyun.
Senin, 7 September 2009, menurut kabar, pihak BI mengumpulkan para analis dan pengamat politik. Pertemuan di hotel Nikko itu, tampak hadir antara lain, Iman Sugema, Yanuar Rizki, Toni Prasentiantono, Prajoto, Fauzi Ichsan, Deputi Gubernur BI.
“Saya dipanggil terkait masalah sistemik Bank Century, jadi BI menuturkan bailout Century memang harus dilakukan karena jika tidak berdampak sistemik, tapi saya tidak sependapat“, kata Iman Sugema.
Menurut kabar, para analis dan pengamat yang diundang itu diminta bergabung di forum group discussion melakukan sharing session terkait bailout Century.
Ini sesuatu ide yang baik, asalkan ide ini tidak dimanfaatkan untuk menjinakkan para analis garis keras dalam soal kritik dan beda pendapat soal penanganan bank Century. Apalagi tentu tak elok jika dimaksudkan untuk mensetting opini di ranah publiknya, giliran selanjutnya opini akan cukup kondusif untuk mempeti-eskan kausus ini. Seperti diketahui bersama, kasus bailout bank Century ini ditengarai banyak pihak, mengandung kejanggalan-kejanggalan dan keanehan dalam alasan yang mendasari pengambilan keputusan bailoutnya.
Unjuk Rasa Tuntaskan Kasus Bank Century
Bandung, CyberNews. Unjuk rasa mahasiswa yang menuntut penyelesaian kasus Bank Century digelar massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di depan Gedung Sate Bandung, Selasa (1/12) siang.
Selain berorasi, pengunjuk rasa membakar pula ban bekas. Di tengah api yang menjilat, pengunjuk rasa sempat pula membakar gambar dua figur yang dianggap perlu dimintai pertanggungjawabannya atas kebijakan melakukan bail out terhadap Bank Century. Kedua figur itu adalah Boediono (mantan Gubernur BI) dan Menkeu Sri Mulyani.
Aksi tersebut dilakukan pengunjuk rasa dengan pengawalan barisan aparat kepolisian yang berjaga-jaga di depan pintu gerbang gedung pusat pemerintahan Jabar itu.
Massa juga menyatakan dukungannya atas upaya pengusutan kasus tersebut melalui mekanisme Hak Angket DPR. Mereka bahkan meminta pembentukan Pansus Bank Century dipercepat. Dengan catatan, Pansus diisi oleh anggota dewan yang memiliki kapasitas dan integritas tanpa mempunyai konflik kepentingan atas kasus itu.
Untuk itu, mereka memperingatkan anggota dewan tidak memberikan ruang kompromi selama menjalankan hak angket itu. Permintaan terhadap PPATK agar membuka aliran dana bail out Bank Century juga dikumandangkan. KPK pun diminta turun tangan dalam kasus tersebut.
sumber : suara merdeka.com
Kasus Bank Century, Tim 9 Lakukan Politisasi? |
Para penggagas hak angket Bank Century yang tergabung dalam Tim 9 gencar bergerilya menemui sejumlah tokoh-tokoh bangsa. Mulai dari mantan Presien RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri hingga Amien Rais, Wiranto, Prabowo Subiyanto dan Syafii Maarif. Upaya mencari dukungan bagi pelaksanaan hak angket ini dinilai sebagai tindakan mempolitisasi kasus yang menghebohkan tersebut.
Pernyataaan ini dilontarkan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Muladi. “Itu jelas merupakan sebuah langkah politis,” ucapnya di Kantor Wakil Presiden Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (30/11). “Tapi saya bisa maklum kok. Mereka kan dari parpol, jadi kalau mereka melakukan langkah-langkah politik, ya memang bidangnya di situ.” |
KORAN DEMOKRASI INDONESIA
Yudhasmara Publisher
Jl Taman Bendungan Asahan 5 Jakarta Pusat
Phone : (021) 70081995 – 5703646
email : judarwanto@gmail.com
https://korandemokrasiindonesia.wordpress.com/
Copyright © 2009, Koran Demokrasi Indonesia Network Information Education Network. All rights reserved
Wow, kasus century ruwet, banyak kepentingan pribadi dan partai terlibat
By: Valencia on Januari 18, 2010
at 1:26 am